![]() |
![]() |
||
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Teknologi Balingtan - Lysimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Perangkat Lysimeter berupa tank atau penampung yang berisi tanah kemudian ditanami oleh tumbuhan. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) sendiri, menggunakan Lysimeter sebagai salah satu metode dalam proses pengujian teknologi.
Dalam menguji sebuah teknologi, Balingtan perlu melalui tahapan-tahapan mulai dari laboratorium, rumah kasa, Lysimeter, hingga pada akhirnya mampu diterapkan di lapangan. “Lysimeter bisa juga dikatakan sebagai lapang tetapi kita tetap bisa mengendalikan lapisan kedalamannya, sebelum pada akhirnya dibawa ke lapang yang sebenarnya”, ujar Ketua Kelompok Peneliti Evaluasi dan Penanggulangan Pencemaran Pertanian (Kelti EP3), E. Srihayu Harsanti (Etik) ketika ditemui di ruangannya, Selasa (6/11).
Ide awal pembuatan Lysimeter di Balingtan, mengacu pada Lysimeter yang digunakan oleh Balai Tanah. Oleh Balai Tanah, Lysimeter digunakan untuk melihat pergerakan air dan mengetahui kandungan unsur hara dalam tanah. Lalu, ketika para peneliti Balingtan berkunjung ke Taman Bogo Lampung terdapat pula metode Lysimeter digunakan oleh peneliti Taman Bogo. Inilah yang kemudian diadopsi Balingtan untuk melihat pergerakan cemaran di berbagai kedalaman tanah. “Jadi dimodifikasi apa yang di Lampung tidak kita samakan semua, hanya ide dasarnya kita ambil. Kemudian kita kembangkan dan gunakan di sini untuk melihat cemaran” pungkas Etik.
Ide yang dikembangkan pada akhirnya terealisasi, Lysimeter pun dibuat dan diletakkan di lahan belakang Laboratorium Balingtan dengan kondisi semi permanen. “Yang dulu belum alami kita mendatangkan tanah dari lokasi tertentu. Bentuknya berupa besi yang dibentuk kotak, lalu diisi tanah sendiri. Sekarang benar-benar alami dari tanah sini untuk mengetahui pergerakan cemaran bagaimana, jadi seperti simulasi lapang” Etik menuturkan.
Pada tahun 2014 barulah pengadaan Lysimeter secara permanen diadakan dan dipindah ke depan oleh Balingtan. “Pemimpin di sini saat itu menyarankan untuk pindah ke depan sekaligus kita akan ada pengadaan Lysimeter yang permanen dengan sistem cor” pungkas Etik. Ketua Kelti EP3 ini juga mengungkapkan bahwa selain digunakan untuk penelitian, dengan meletakkan Lysimeter di depan nantinya Lysimeter ini mampu digunakan untuk visitor plot.
Dalam kesempatan ini pula Etik mengungkapkan jika metode Lysimeter memang sudah umum digunakan. Namun, yang membedakan Lysimeter secara umum dengan Lysimeter Balingtan sendiri adalah kegunaannya untuk mengetahui pergerakan cemaran di berbagai kedalaman tanah berupa logam berat dan pestisida. “Lysimeter itu umum, tetapi belum ada yang menggunakan Lysimeter untuk penelitian seperti di Balingtan ini” ujarnya. (Admin Balingtan)