- ADMIN BALINGTAN
- Info Aktual
- Dilihat: 195
Upaya untuk Mengantisipasi Kekeringan Di Kab. Jepara
![]() |
![]() |
||
![]() |
|||
![]() |
|||
Berita Balingtan - Bertempat di aula Ex Hutbun, Dinas ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara, sejumlah 50 peserta yang merupakan koordinator dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Se Kabupaten Jepara menghadiri rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) dengan kerjasama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Jumat (19/7).
Rapat kali ini membahas mengenai teknis pelaksanaan kegiatan menangani dampak kekeringan sebagai tindak lanjut dari arahan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah di Blora hari Kamis tanggal 11 Juli 2019 kemarin.
Acara dibuka oleh Ir. Moch. Dian Satriadi selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara dengan moderator Rokhim, SST, MM yang merupakan Kasubid Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Dalam rakor kali ini dibahas 3 agenda yaittu: 1. Pemetaan potensi kekeringan, 2. Mengelompokkan potensi puso, puso dan 3. Rekapitulasi SC. Dari ketiga agenda tersebut akan didirikan posko kekeringan.
Dilanjutkan dengan arahan dari Eni Yulianingsih, peneliti Balingtan yang juga merupakan salah satu anggota program upsus Kabupaten Jepara. Dalam arahannya disampaikan untuk mengantisipasi dampak kekeringan dilakukan 4 hal yaitu 1) Memanfaatkan sumber air (air permukaan, embung atau yang lain), 2) Alat mesin pertanian (alsintan) bisa menjadi pendukung tereaisainya mitigasi kekeringan akibat musim kemarau, 3) penggunaan varietas padi yang toleran terhadap kekeringan dan 4) Penggunaan varietas berumur genjah dan sangat genjah
Selain Balingtan dan DKPP, turut hadir Dandim Jepara/0719 yang dihadiri oleh Pasiterdim, Kapten M Fadelan. Beliau menuturkan untuk mengatasi dampak kekeringan dilakukan upaya khusus untuk budidaya tanaman yaitu padi, jagung dan kedelai. Hal ini sudah dituangkan dalam bentuk MoU.
Dari Bappeda Jepara yang diwakili oleh Ibu Karunatiti menyampaikan bahwa untuk menangani dampak kekeringan harus dilakukan pemetaan data/kajian untuk mensinkronkan data dengan yang ada di BPBD. Hal yang bisa dilakukan saat ini (fase kekeringan) adalah dengan mengupayakan pengairan baik irigasi maupun dengan menggunakan pompa yang ada. Selain itu daerah mana yang paling berdampak akibat kekeringan untuk segera ditagani.
Jamaluddin dari BPBD Jepara menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Jepara memasuki musim kemarau dimana akan berlangsung selama 7 bulan dadri mulai bulan Mei. Di BPBD yang dilakukan adalah menangani masalah kekurangan air bersih untuk masyarakat bukan untuk pertanian. Halini sudah dilakukan dengan memberikan bantuan di 4 lokasi yaitu Desa Raguklampitan, Desa Blimbingrejo, Desa Plajan dan Desa Kaliombo. BPBD sendiri sudah mempunyai posko yang menangani semua dampak bencana termasuk serangan hama pada tanaman tertanian.
Kepala Bidang TP (Sujimo) menyampaikan bahwa upaya untuk mengantisipasi kekeringan masing-masing dinas harus mengadakan rakor kekeringan. Upaya yang dilakukan yaitu 1) pemilihan usaha budidaya tanaman dengan penggunaan sedikit air (tidak menanam padi), 2) Menggunakan atau mengidentifikasi sumber-sumber air yang masih memungkinkan dan 3)Info terkait SC untuk mengetahui ada tanaman apa di lapang dengan luasan berapa sebagai dasar untuk mengantisipasi gagal panen (Disampaikan oleh Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Penyakit pada rakor di Solo Senin tanggal 15 Juli 2019). (Admin Balingtan)